Sabtu, 16 Oktober 2010

Jenis Rumah Tinggal di Bali Berdasarkan Kasta

Arsitektur tradisional rumah tinggal di Bali pada masa-masa Bali Mula, Bali Aga, dan masa Bali Arya berkembang pesat setelah para Arya dari Majapahit berkuasa di Bali disertai tokoh-tokoh budayawan juga dalam bidang arsitektur.
Rumah tinggal di Bali dibedakan berdasarkan tingkatan-tingkatan kasta, status sosial dan peranannya di masyarakat yang merupakan faktor-faktor tingkat perwujudan rumah tempat tinggal utama, madia, dan sederhana. Pengelompokan rumah tinggal ke dalam tingkatan utama ditinjau dari luas pekarangan, susunan ruang, tipe bangunan, fungsi, bentuk, dan bahan penyelesaiannya.
Berikut ini adalah jenis-jenis rumah tinggal yang ada di Bali :

Geria
Geria merupakan rumah tinggal untuk kasta Brahmana yang pada umumnya menempati bagian utama dari suatu pola lingkungan. Sesuai dengan peranan Brahmana selaku pengemban bidang spritual, maka bentuk dan pola ruang Geria sebagai rumah tinggal Brahmana disesuai dengan keperluan-keperluan aktifitasnya.

Puri
Rumah tinggal untuk kasta Kesatria yang memegang pemerintahan disebut Puri yang umumnya menempati bagian "kaja kangin" di sudut perempatan agung di pusat desa. Penghuni Puri berperan sebagai pelaksana pemerintahan dan Puri merupakan pusat pemerintahan. Dengan demikian, Puri dibangun sesuai dengan keperluan ruang, pola dan suasana ruang yang menunjang kewibawaan pemerintah. Umumnya Puri dibangun dengan tata zoning yang berpola "Sanga Mandala".

Jero
Jero merupakan rumah tinggal untuk kasta Kesatria yang tidak memegang pemerintahan secara langsung. Pola ruang, tata zoning, serta bangunannya umumnya lebih sederhana dari Puri. Sesuai fungsinya, pola ruang Jero dirancang dengan konsep Tri Angga : Pamerajan sebagai Parahyangan, Jeroan sebagai area rumah tinggal, dan Jabaan sebagai area pelayanan umum atau halaman depan.

Umah
Rumah tinggal dari kasta Wesia atau mereka yang bukan dari kasta Brahmana atau Kesatria disebut Umah. Lokasi Umah dalam perumahan di suatu desa dapat menempati sisi-sis utara, selatan, timur atau barat dari jalan desa. Pusat-pusat orientasi adalah pempatan agung, pusat desa atau bale banjar di pusat-pusat sub lingkungan. Unit-unit Umah dalam perumahan berorientasi ke natah sebagai halaman pusat aktifitas rumah tangga. Umah di dalam perumahan tradisional merupakan susunan massa-massa bangunan di dalam suatu pekarangan yang dikelilingi tembok penyengker batas pekarangan dengan kori sebagai pintu masuk ke pekarangan.

Kubu
Rumah tempat tinggal di luar pusat pemukiman, di ladang, di perkebunan atau tempat-tempat kehidupan lainnya disebut Kubu atau Pekubon. Lokasi Kubu tersebar tanpa dipolakan sebagai suatu lingkungan pemukiman, menempati unit-unit perkebunan atau ladang yang berjauhan tanpa penyediaan sarana utilitas. Penghuni rumah tinggal Pakubon atau Kubu adalah petani atau nelayan yang berpendapatan sedang atau rendah dengan kehidupan yang sederhana.

0 komentar:

Posting Komentar