Senin, 18 Oktober 2010

Typologi Bangunan Rumah Tradisional Bali

Typologi bangunan tradisional Bali umumnya disesuaikan dengan tingkat-tingkat golongan utama, madia, dan sederhana. Tipe terkecil untuk bangunan perumahan adalah sakepat, bangunan bertiang empat. Tipe-tipe membesar bertiang enam, bertiang delapan, bertiang sembilan dan bertiang dua belas. Tembok penyengker (batas) pekarangan, kori dan lumbung dalam bangunan perumahan typologinya disesuaikan dengan tingkatan perumahan dengan fungsinya masing-masing.
Berikut ini adalah penjelasan tiap tipe bangunan rumah tradisional di Bali :


Bale Sakepat
Bangunan sakepat dilihat dari luas ruang tergolong bangunan sederhana. Bertiang empat dengan denah segi empat. Satu balai-balai mengikat tiang. Atap dengan konstruksi kampiah atau limasan.
Variasi dapat ditambah dengan satu tiang parba, satu atau dua tiang pandak. Konstruksinya cecanggahan, sunduk atau canggah wang.
Letak bale sakepat dalam pekarangan rumah berada di sebelah timur untuk fungsinya sebagai sumanggen, di sisi barat pemerajan untuk fungsinya sebagai piyasan, kelod kauh bila difungsikan untuk paon. Ada pula fungsi bale sakepat sebagai jineng atau lumbung.

Bale Sakenem
Bentuk bale sakenem segi empat panjang, dengan panjang sekitar tiga kali lebar. Luas bangunan mendekati dua kali luas bale sakepat.
Konstruksi bangunan terdiri dari enam tiang berjajar tiga-tiga pada kedua sisi panjang. Keenam tiang disatukan oleh satu balai-balai atau empat tiang pada satu balai-balai dan dua tiang di teben pada satu balai-balai dengan dua saka pandak. Hubungan balai-balai dengan konsktruksi perangkai sunduk waton, likah dan galar.
Dalam variasinya dapat pula bale sakenem dengan satu balai-balai yang hanya mengikat empat tiang dan dua tiang di teben memakai canggahwang karena tidak ada sunduk pengikat.
Dalam komposisi bangunan perumahan, bale sakenem menempati bagian kangin atau kelod untuk fungsinya sebagai sumanggen, untuk fungsinya sebagai piyasan di pemerajan diletakkan membujur kangin kauh, atau bale dauh diletakkan kaja kelod

Bale Sakutus
Bale sakutus diklasifikasikan sebagai bangunan madia dengan fungsi tunggal untuk tempat tidur yang disebut bale meten. Letaknya di bagian kaja menghadap kelod ke natah (pekarangan) berhadapan dengan sumanggen. Dalam proses membangun rumah, bale sakutus merupakan bangunan awal yang disebut paturon. Jaraknya delapan tapak kaki dengan mengurip angandang, diukur dari tembok pekarangan sisi kaja. Selanjutnya bangunan-bangunan lainnya ditentukan letaknya dengan jarak-jarak yang diukur dari bale meten sakutus.
Konstruksi bale sakutus terdiri dari delapan tiang yang dirangkai empat-empat menjadi dua balai-balai. Masing-masing balai-balai memanjang kaja kelod dengan kepala ke arah kaja. Tiang-tiang dirangkai dengan sunduk, waton/selimar, likah dan galar.
Konstruksi atap dengan sistem kampiyah bukan limasan, difungsikan untuk sirkulasi udara selain udara yang melalui celah antara atap dan kepala tembok.
Lantai bale sakutus lebih tinggi dari bangunan lainnya untuk estetika, filosofi dan fungsinya.

Tiang Sanga
Tiang sanga merupakan bangunan utama untuk perumahan utama. Letak tiang masing-masing pada keempat sudut, tengah-tengah keempat sisi dan di tengah dengan kencut sebagai kepala tiang. Satu balai-balai mengikat empat tiang lainnya dengan canggahwang. Konstruksi atap limasan dengan puncak dedeleg, penutup atap alang-alang.
Fungsi utama untuk sumanggen letaknya di bagian kangin atau kelod disebut juga bale dangin atau bale delod. Dinding tembok pada dua atau tiga sisi terbuka ke arah natah. Bangunan tiang sanga dapat pula difungsikan sebagai ruang tidur dengan tembok di tengah memisah ke arah luan balai-balai untuk ruang tidur dan ke arah teben untuk ruang duduk. Untuk tiang sanga yang difungsikan sebagai tempat tidur umumnya menempati bagian barat menghadap ke timur.

Sakaroras
Sakaroras merupakan bangunan utama untuk perumahan utama. Bentuk bangunan bujur sangkar dengan konstruksi atap limasan berpuncak satu. Petaka sebagai titik ikatan konstruksi di puncak atap. Jumlah tiang 12 buah empat-empat tiga deret dari luan ke teben. Letak tiang empat buah masing-masing dua buah di sisi luan dan teben. Dua buah masing-masing di sisi samping dan dua buah di tengah dengan kencut sebagai kepala tiang. Dua balai-balai masing-masing mengikat empat tiang dengan sunduk, waton/slimar dan likah sebagai stabilitas ikatan. Empat tiang sederet di teben dengan canggahwang sebagai stabilitas konstruksi tiang.
Bangunan tertutup dua sisi terbuka ke arah natah. Ke arah teben tertutup satu dengan tembok setengah terbuka dan ada pula yang terbuka. Letak bangunan di bagian kangin atau kelod, terbuka ke arah natah.
Fungsi bangunan sakaroras untuk sumanggen atau kegiatan adat dan serbaguna. Luas bangunan mendekati enam kali luas sakepat, atau tiga kali luas sakenem.

2 komentar:

Made imut mengatakan...

engga ngerti bisa dikasi gambar untuk masing2 tipena???
engga ngeri pah koh jelek ndut bruuuuuutttt
:-p

Made imut mengatakan...

engga ngerti bisa dikasi gambar untuk masing2 tipena???
engga ngerti pah koh jelek ndut bruuuuuutttt
:-p

Posting Komentar